Selasa, 08 September 2009

Rangkaian Penguat Non Inverting

6.1.2 Rangkaian Penguat Non Inverting







Gambar 6.2 Rangkaian Penguat Non Inverting + Buffer
Rangkaian ini berfungsi sebagai penguat non inverting (TP3) dari outputan tegangan sensor photodiode yang telah dibuffer. Multitune 20 K Ώ yang diseri dengan 1K Ώ, R3 1K Ώ nilai resistor pada rangkaian ini yang difungsikan untuk mengatur berapa kali penguatan yang dibutuhkan. Pada rangkaian dapat dikuatkan hingga maximal sebanyak 22 kali tapi pada alat ini hanya digunakan penguatan 13 kali karena agar didapatkan inputan pada ADC 2,1 V sehingga didapatkan hasil pengukuran absorban dan kosentrasi 0000 pada LCD.




= 165 mV x ( 13 K Ώ)
= 2145 mV
= 2,1 V
Setelah dipenguat maka akan dibuffer, Rangkaian buffer (TP4) ini hanya difungsikan sebagai penyangga supaya tegangan yang masuk ke ADC tidak drop dan naik/turun. Karena tegangan sebelum masuk buffer akan difilter oleh dengan rangkaian Low Pass Filter 100 KΏ dan C1 22 nF untuk menghilangkan noise. Dimana Rumus Low Pass Filter :






Fc = 72 Hz
Pada saat frekuensi masuk dibawah 72 Hz maka sinyal akan dilewatkan dan tegangan sama dengan input. Bila Frekuensi diatas 72 Hz maka sinyal akan ditekan/ditindas dan output tegangan kurang dari inputan. Kemudian tegangan setelah difilter ke amplifier pada pin no 3 setelah itu tegangan keluar melalui otputan dari buffer pin no 1 dan akan masuk ke IC LF 353 sebagai inputan tegangan analog pada ADC.

Variabel Penelitian

4.3 Populasi dan Sample
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian menggunakan teknik Disproportionate Stratified Random Sampling, yaitu pengambilan sampel dari serum yang ada di Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya dan Laboratorium Ultramedica secara acak dan heterogen sampel, dengan pengambilan 3 serum dan 2 media pengukuran yaitu Laboratorium dan Alat Uji (Modul) yang hasilnya bervariasi.

4.4 Kelompok Kontrol
Kelompok kontrol yang dimaksud adalah pengukuran konsentrasi serum yang mengandung ALP. Yang dikontrol adalah serum yang diukur.

4.5 Variabel Penelitian
4.5.1 Variabel Bebas
Sebagai variabel bebas yaitu serum yang mengandung Alkaline Phosphatase yang akan diukur dimana serum terjadi kerena proses metabolik tubuh sehingga penyebabnya tidak terikat dan berhubungan dengan internal instrumentasi hardware.
4.5.2 Variabel Tergantung
Sensor Photodiode sebagai sensor cahaya yang akan mengubah cahaya tampak menjadi besaran tegangan dan posisinya harus sejajar dengan lampu source (Halogen).
4.5.3 Variabel Terkendali
Sebagai variable terkendali terdiri dari:
a. ADC 0804 yang berfungsi menerima inputan dari photodioda dan penguat non inverting amlplifier, yaitu merubah data analog yang diterima menjadi data digital.

IC Mikrokontroler AT89S51

Pengaturan tegangan referensi untuk jangkauan tegangan masukan analog
Menentukan resolusi tegangan ADC Vin/255. Bila sebuah ADC digunakan untuk tegangan dalam jangkauan 0 – 5 V maka :
Vreferensi = Vin max / 2 = 5 V / 2 = 2,5 V
Vresolusi tegangan masukan = 5 / 255 = 0,0196 V = 19,6 mV
Dengan resolusi tersebut maka data desimal dapat dihitung :
Misal tegangan masukan 5 Volt maka akan menghasilkan data biner:
5000 mV / 19,6 mV = 255 desimal = 11111111b

Gambar 2.6 Konvigurasi Pin IC ADC 0804

2.10 IC Mikrokontroler AT89S51
IC Mikrokontroler AT89S51 adalah komponen produksi Atmel yang berorientasi pada kontrol dengan level logika CMOS. Komponen ini termasuk keluarga MCS ’51. rangkaian integrasi tersebut memiliki perlengkapan single chip mikrokomputer. Perlengkapan yang dimaksud adalah CPU (Central Processing Unit) yang terdiri dari komponen yang saling berhubungan dengan komponen yang lain. Diantaranya Register, ALU (Arithmatic Logic Unit), Unit Pengendali. Masing-masing mempunyai fungsi yang berbeda-beda, antara lain :